TUGAS REFLEKSI
MODUL 3
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
(PPP)
Disusun Oleh:
Nama : Suparman, S.Pd
NIM :
2071250737
Nomor Akun : 332967001553
Mapel PPG : PAI
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TRANSFORMASI + BATCH II TAHUN 2025
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
TUGAS REFLEKSI
Dari modul yang Anda pelajari,
silakan:
1.
Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut!
2.
Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut!
3.
Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran yang
mendukung atau bertentangan dengan materi yang dipelajari!
4.
Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah (lesson
learn) yang didapatkan!
5.
Buat rencana aksi penerapan materi tersebut dalam kegiatan
pembelajaran!
Refleksi
Mendalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran PAI
STUDI KASUS PUASA KELAS VI SD
Kali ini,
kita akan menelisik lebih dalam refleksi Modul Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Topik 2, khususnya pada materi ibadah puasa untuk siswa kelas VI
Sekolah Dasar (SD)
1. Hakikat Puasa Lebih dari Sekadar Rukun
Islam
Kesempurnaan Islam sesorang ditopang oleh
sejauh mana implementasi rukun Islam diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman rukun Isalam haris dilkukan sedini mungkin agar generasi terbiasa
untuk melakukannya. Topik Pengembangan Materi Pembelajaran, khususnya pada
materi puasa untuk kelas VI SD, menghadirkan peluang emas untuk inovasi.Materi
ini, yang sering dianggap sederhana, sebenarnya kaya akan nilai dan dapat
dikembangkan menjadi pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa. Fokus materi
mencakup pemahaman esensial tentang puasa Ramadan sebagai pilar agama Islam,
mengupas tuntas syarat wajib dan sah puasa, mengidentifikasi hal-hal yang
membatalkannya, hingga meresapi hikmah dan keutamaan ibadah yang penuh berkah
ini.
Pengembangan materi dapat dilakukan dengan
menyajikan kisah-kisah inspiratif para teladan yang menghidupkan nilai-nilai
puasa, memberikan contoh konkret perilaku mulia yang dapat dipraktikkan selama
Ramadan, serta menyederhanakan penjelasan ilmiah tentang dampak positif puasa
bagi kesehatan fisik dan mental. Lebih jauh lagi, materi perlu menyentuh
dimensi sosial puasa, menumbuhkan empati terhadap sesama yang kurang beruntung
dan menanamkan pentingnya berbagi sebagai wujud kepedulian.
2. Implementasi Puasa Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Selama ini, implementasi materi puasa di kelas
VI SD cenderung terfokus pada metode ceramah dan hafalan rukun serta syarat
puasa. Analisis kritis menunjukkan bahwa pendekatan ini seringkali gagal
menumbuhkan pemahaman yang mendalam dan internalisasi nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam ibadah puasa. Penerapan materi yang lebih efektif memerlukan
adopsi metode pembelajaran yang aktif, partisipatif, dan kontekstual. Misalnya,
guru dapat memanfaatkan studi kasus sederhana tentang kegigihan anak-anak dalam
menjalankan ibadah puasa di tengah berbagai situasi, atau mengadakan simulasi
kegiatan berbagi takjil sebagai representasi nyata dari rasa empati.
Penggunaan media visual yang menarik,
seperti infografis, ilustrasi, atau video pendek yang menggambarkan aktivitas
Ramadan di berbagai komunitas, juga dapat meningkatkan keterlibatan dan
pemahaman siswa. Lebih krusial lagi adalah mengaitkan materi puasa dengan
pengalaman sehari-hari siswa, mendorong mereka untuk merefleksikan bagaimana
mereka belajar menahan diri saat bermain atau berbagi bekal dengan teman.
3. Pengalaman Praktis Antara Teori Versus
Realita
Pengalaman saya sebagai pendidik menunjukkan
adanya disparitas antara penyampaian materi puasa secara konvensional dengan
respons siswa. Ketika materi hanya disampaikan melalui metode ceramah satu arah
dan penugasan hafalan, siswa cenderung menunjukkan sikap pasif dan kurang
termotivasi untuk menggali lebih dalam makna puasa.
Mereka mungkin mampu menghafal ketentuan
formal puasa, namun pemahaman esensial tentang hikmah dan nilai-nilai di
baliknya seringkali dangkal. Situasi berubah signifikan ketika saya mencoba
menerapkan metode bercerita tentang tokoh-tokoh inspiratif dalam sejarah Islam
yang dikenal dengan ketaatan mereka dalam berpuasa, atau ketika saya
memfasilitasi diskusi interaktif di mana siswa diajak untuk berbagi perasaan
dan pengalaman mereka saat menahan lapar dan dahaga.
Respons siswa menjadi jauh lebih antusias.
Mereka lebih aktif bertanya, berbagi pengalaman pribadi, dan menunjukkan
ketertarikan yang lebih besar terhadap materi. Penggunaan media visual yang
menampilkan keragaman tradisi Ramadan di berbagai belahan dunia juga membuka
wawasan mereka tentang dimensi universal ibadah ini.Pengalaman ini
menggarisbawahi pentingnya mengembangkan materi pembelajaran yang tidak hanya
kaya informasi tetapi juga mampu menginspirasi, relevan dengan konteks
kehidupan siswa, dan mendorong keterlibatan aktif.
4. Tantangan dan Hikmah Pembelajaran Puasa
A. Tantangan
utama dalam menyampaikan materi puasa kepada siswa kelas VI SD
1)
Mempertahankan fokus dan minat mereka,
terutama ketika mereka sedang menjalankan ibadah puasa.
2)
Rasa lelah atau kurang bersemangat dapat
menjadi penghalang dalam proses belajar.
3)
Meluruskan pemahaman yang keliru atau mitos
yang mungkin berkembang di lingkungan sekitar siswa terkait ibadah puasa.
B. Hikmah Pembelajaran
Puasa
Pelajaran berharga tentang puasa adalah pentingnya
kesabaran dan kreativitas seorang guru. Penggunaan beragam metode dan media
pembelajaran yang menarik, penyajian contoh-contoh konkret yang mudah dipahami,
serta pengaitan materi dengan pengalaman sehari-hari siswa menjadi kunci untuk
mengatasi tantangan tersebut. Memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
yang berpuasa juga terbukti efektif dalam menjaga semangat belajar mereka. Saya
juga menyadari bahwa pemahaman yang mendalam tentang hikmah puasa akan lebih
tertanam kuat jika siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,
bukan hanya berperan sebagai pendengar pasif.
5. Rencana Aksi Inovatif Implementasi Materi
Puasa
Untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran materi puasa di kelas VI SD, saya
merencanakan serangkaian aksi inovatif.
·
Pertama, saya akan mengembangkan media pembelajaran
visual yang menarik dan interaktif, seperti infografis yang mudah dipahami
tentang rukun dan syarat puasa, serta video pendek yang menampilkan kisah-kisah
inspiratif seputar bulan Ramadan dari berbagai perspektif.
·
Kedua, saya akan merancang kegiatan pembelajaran
yang mendorong partisipasi aktif siswa, seperti diskusi kelompok terarah
tentang hikmah puasa dalam kehidupan sehari-hari, simulasi berbagi makanan dan
minuman (takjil) untuk menumbuhkan rasa empati, atau pembuatan peta konsep
visual yang merangkum hal-hal yang membatalkan puasa dengan cara yang menarik.
·
Ketiga, saya akan mengintegrasikan materi puasa
dengan nilai-nilai luhur Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan
Lil 'Alamin, seperti penanaman rasa empati, pentingnya berbagi dengan sesama,
dan meneladani kesederhanaan dalam beribadah.
·
Keempat, saya akan memanfaatkan asesmen formatif
secara berkala untuk memantau pemahaman siswa, misalnya melalui pertanyaan
lisan interaktif, kuis singkat yang menarik, atau lembar kerja sederhana yang
menguji pemahaman konsep dan aplikasi nilai.
·
Terakhir, saya akan menjalin kolaborasi yang erat
dengan orang tua siswa untuk memberikan dukungan dan penguatan di rumah terkait
praktik ibadah puasa yang dilakukan oleh anak-anak mereka, menciptakan sinergi
positif antara lingkungan sekolah dan rumah.
Bantarkawung, 25 September 2025
Suparman, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar