Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi beserta
spesialisasinya mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu kewaktu.
Hal ini mau tidak mau membuat dunia pendidikan harus melakukan berbagai
penyesuaian agar dapat tidak sekedar mengikuti perkembangan zaman namun juga
mampu menciptakan generasi masa depan yang berkualitas, bertanggung jawab,
cerdas dan sanggup menciptakan peradaban baru yang lebih berkualitas dari saat
ini. Berkenaan dengan hal ini peran sekolah dan juga guru sebagai pendidik
sangatlah penting untuk meminimalisir perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada saat ini, dengan pengelolaan perubahan yang positif. Sekolah
sebagai institusi perubahan karakter di tunjang dengan nilai dan peran guru
sebagai pendidik untuk membangun budaya positif.
Sekolah adalah sebuah Institusi Moral yang menanamkan
berbagai hal positif yang dikenalkan dan di biasakan untuk di terapkan dalam
kehidupan keseharian mereka sehingga akan membentuk karakter diri yang baik dan
positif, dan secara bertahap akan memberikan perubahan positif di lingkungan
manapun mereka berada.
Sekolah merupakan salah satu Pusat
Pendidikan selain Pendidikan yang ada di kalangan keluarga dan masyarakat. Di
sekolah, orang tua sangat berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan dan
pengajaran yang bisa menumbuh kembangkan budi pekerti anak karena di sekolahlah
bisa menciptakan budaya positif yang bisa membangun karakter murid. Sedangkan orang tua yang sibuk dengan pekerjaan
atau kurang mampu mendidik dan memantau anak-anaknya biasanya memilih sekolah
yang bisa dipercaya dalam menuntun, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya
untuk bisa memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) menjadi lebih pintar
berkarakter baik dan berjiwa social yangt tinggi dan bermanfaat dimasa yang
akan datang. Seperti yang dicanangkan dalam Filosofi KH. Dewantara yang
menjelaskan tentang tujuan Pendidikan adalah untuk menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (dikutip dari buku
Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20).
Salah satunya
budaya positif yang saya kembangkan di Sekolah saya adalah
1. Sholat Dhuha Berjamaah
Dengan membiasakan sgolat
dhuha berjamaah dalam setiap harinya nantiinya anak-anak akan terbiasa dengan
hal-hal yang positif dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi kebiasaan atau
budaya yang positif juga nanti Ketika mereka berada di kalangan masyarakan atau
sudah dewasa. Sholat dhuha ini di laksanakan dengan bertujuan sesuai dengan
Tujuan Profil Pelajar Pancasila yang Beiman dan bertakwa kepada Tuhan Yanag
Maha Esa.
2. Pembacaan Asmaul Husna
Setelah melaksanakan
sholat Dhuha berjamaah di lanjutkan dengan pembacaan Asmaul Husna di kelas
sebelum pembelajaran di mulai, diharapkan dengan hal ini anak-anak bisa
mebiasakan disiplin waktu, mandiri, kolaboratif dan mengawalai pembelajaran
dengan niat yang baik. Saya yakin Ketika suatau hla yang di awali dengan niat
yang baik maka akan membawa kita ke masa yang cemerlang di masa yang akan datang.
Tidak ada hal yang instan yang bisa terjadi. Semua proses
membutuhkan waktu, kesabaran, dan kejernihan dalam berpikir. Dan tentu akan ada
murid yang melupakan tentang tujuan dilaksanakannya sholat dhuha berjamaah dan
pembacaan as,aul husan sebelum pembelajaran. Jika hal ini terjadi saya
memberikan waktu kepada kelas untuk berdiskusi dan berefleksi. Hal ini penting
untuk memberi kesempatan memfokuskan kembali tujuan dari budaya positif
tersebut.
Sebagai
penyempurna program kegiatan tentu di perlukan adanya Rencana Tindak Lanjut
mengingat sebuah program kegiatan tidak akan lepas dari faktor-faktor yang
tidak berjalan sesuai harapan. Dan Rencana Tindak Lanjut berguna sebagai
reflektor untuk menghasilkan parameter yang jelas dalam melakukan perbaikan
secara bertahap dan berkesinambungan secara tepat dan efektif di kegiatan
serupa agar semakin baik dan berjalan sempurna dari waktu ke waktu.
Dari Rencana
Tindak Lanjut yang ada, maka dilanjutkan dengan rencana Perbaikan
langkah-langkah program kegiatan yang dianggap masih dapat di sempurnakan,
termasuk proses yang terjadi dalam setiap tahapan langkah-langkah tersebut.
Dengan demikian akan tumbuh dan berkembang kepedulian dan kesadaran dari semua
pihak, baik Guru ataupun Siswa dalam menciptakan,melaksanakan dan menjaga
Budaya Positif di SDN Cinanas 03 yang diharapkan dapat menjadi “virus positif”
bagi sekolah-sekolah lain dalam lingkungan Desa Cinanas pada khususnya, dan
Kecamatan Bantarkawung pada umumnya.
Alhamdulillah… meski tidak mudah, Budaya
Positif Sholat Dhuha Berjamaah dan Pembacaan Asmaul Husna berhasil di laksanakan
dan melalui Budaya Positif ini semoga siswa saya perlahan tapi pasti menyadari berkarakter
baik dan berakhlakul karimah itu harus di terapkan dimanapun dan kapanpun
mereka berada karena salah-satu tujuan darimbudaya positif tersebut adalah
terwujudnya insa yang bertakwa dan berakhlakul karimah. Semoga muncul
konsewensi dalam diri untuk mentaati Budaya Positif ini dan menjadikan diri
lebih baik dari sebelumnya meski membutuhkan waktu dan tahapan yang panjang.
Harapannnya akan memiliki dampak yang positif pada semua pihak dengan penuh
kesadaran, bahwa peran guru di dalam Sekolah bukan sebagai pengawas aturan yang
menakutkan, tapi sebagai pengayom yang siap mengingatkan mereka untuk selalu
konsisten mencapai tujuan untuk menjadi diri yang lebih baik di setiap waktu .
Suparman, S.Pd
SD Negeri Cinanas 03
Dokumentasi
1. Sholat Dhuha.
2. Pembiasaan pembacaan asmaul husan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar