Sabtu, 23 Oktober 2021

JURNAL REFLEKSI MINGGUAN. Minggu Pertama

Assalamu 'alaikum WR.WB
Dalam kesempatan yang baik ini perkenalkan kami sebelum menulis dan mendokumentasikan rekam jejak kami selama satu minggu ini dalam mengikuti Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 4.
Nama                       : Suparman
Nama Instansi         : SD Negeri Cinanas 03 Kec. Bantarkawung Kab. Brebes.
Sebagai                   : Guru Mapel Pendidikan Agama Islam

Pendahuluan.

    Puii syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat berkat karunianya alhamdulillah saya bisa melewati tahapa demi tahapan dalam program guru penggerak. Alhamdulillah saya di nyatakan lulus dari sekian banyak peserta,  dalam program guru penggerak ini, saya akan menimba ilmu selama 9 bulan dengan di pandu oleh Bpak Instruktur, Bpk Suwanto (Fasilitator) dan Ibu Pendamping Praktik (Endang Rusiana)  Dengan niat yang tulus ikhlas guna untuk melatih dan mengetahui kekurangan saya pribadi, demi terlaksananya pembelajaran sesuai dengan pemikiran kritis Ki Hajar Dewantara (KHD).
 
Lewat Tulisan ini Insya Allah kami akan menulis rekam jejak kami selama satu pekan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Calon Guru Penggerak yang tentunya tulisan ini sudah pasti banyak kekurangan dan kelemahannya untuk itu kami Masih buth bimbingan dan  ilmu dari beliau Bapak Fasilitator dan Ibu Pendamping Prakti.

Lokakarya 0 (Perdana)
Salah satu gerbang ilmu dalam menggapai cita cita merdeka belajar sesuai dengan pemikiran pendidikan menurut KHD, kami mengawalinya dengan lokakarya 0 atau perkenalan sesama Calon Guru Penggerak, PP, PPPTK. Dengan pembekalan untuk mempelajari kegiatan CGP, merumuskan tata tertib selama kegiatan 9 bulan dan tentunya berkenalan dengan bapak ibu CGP yang begitu hebat.
Dalam kegiatan lokakarya 0 ini kami di minta untuk menggambar sesuatu dan mempresentasikannya di depan CGP yang lain, kami mencoba dengan menggambar sebuah gawang dalam permainan sepak bola. 

 Gambar ini adalah sebuah tujuan saya dalam CGP kenapa, untuk menuju gawang tersebut membutuhkan tantangan yang luar biasa kekompakan tim, keikhlasan niat skil dan tentunya selalu bersabar dalam berbagai macam cobaan. 
dari gambar inilah saya mengibaratkan pelatihan dalam program guru penggerak, banyak sekali ilmu yang dapat di ambil dari program ini tergantung dari masing-masing CGP apakah akan mengikutinya dengan ikhlas dan sabar dalam mendapat ilmu baru yang dimana mungkin salah satunya belum tahu sama sekali. begitupun untuk menuju GP guru Penggerak ini tidak mudah sebagaimana pemain menggiring bola menuju gawang tidak mudah, dibutuhkan pengorbanan untuk selalu aktif dalam semua kegiatan dalam menggapai Guru Penggerak ini.

Modul 1.1 Pree Test
    Dalam kegiatan pree tes ini saya sendiri memang belum begitu menguasai tapi ini adalah langkah pertama kami untuk mengetahui sampai mana batas kemampuan kami dalam menuju kesuksesan yang tak terhingga, yaitu menuju pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD.
    
    Sub 1.1 a 2 Tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Dalam modul ini saya belajar mengenal sebagai seorang guru penggerak harus mampu memahami pemikiran filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dan melakukan Refleksi Reflekssi kritis dan mengembangkan visi sekolah yang berpihak kepada murid atau menghamba.
  
    Sub 1.1 a3 Refleksi diri tentang pemikiran KHD
yang saya pahami dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan pengajaran, adalah bagai dua sisi mata uang - yang saling membutuhkan satu sama lainnya untuk menjadi satu kesatuan utuh. menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah upaya pemenuhan dari semua tuntutan bagi kodrat alam dan kodrat perkembangan zaman yang ada pada diri anak-anak sejak mereka lahir agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal . Disini saya harus mengenali anak anak dengan mengetahui bakat dan minat mereka dsengan demikian saya akan menentukan metode atau cara untuk mengembangkan anak tersebut.
Harapan saya setelah mempelajari modul ini, saya menjadi lebih mengerti dan memahami lebih dalam lagi tentang apa dan bagaimana yang seharusnya saya lakukan sebagai seorang guru dalam melakukan berbagai praktik baik di sekolah saya

    Sub 1.1 a4 Refleksi diri tentang pemikiran KHD
Didalam sub modul ini kami belajar memjabarkan secara singkat tentang semboyan pemikiran pendidikan KHD Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.
    sub 1.1 a5 Ruang Kolaborasi Mendesain Kerangka Pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD.
Dalam ruang Kolaborasi ini saya belajar banyak tentang mendesain kerangka pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD. Dan di  ruang ini pula kami berdiskusi dengan kelompok yang memang sudah di tentukan oleh Bapak fasailitator untuk bertujuan membuat kerangka pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD yang mengacu pada 7 Profil Pelajar Pancasila, diantaranya yaitu Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia dan Gotong Royong.

Penutup

Jurnal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna maka dari itu saya mohon maaf yang sebesar besarnya dan sekaligus mohon bantuannya kepada Bapak Fasilitator  sudilah kiranya untuk membimbing kami dalam menggapai cita cita yang luhur dan agar pembelajaran bisa tercapai sesuai pemikiran KHD.

Terima kasih

Wassalamu 'alaikum WR. WB





Senin, 18 Oktober 2021

1.1. a.6

  1. Apa pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara? Sejak saya masuk Pendidikan Guru Penggerak ini, secara Pengetahuan saya merasa semakin terbuka pemahaman tentang makna Pendidikan yang sejati. Bahwa salah satu faktor terjadinya karena dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, mayoritas Guru hanya mengajar, dalam arti memberikan materi dan "memaksa" anak didik untuk mengunyah mentah pelajaran yang di berikan, memberikan Vonis atas ketidak mampuan hanya berdasarkan acuan standar nilai semata, tanpa memberikan solusi atas permasalahan yang beragam yang di alami anak didik. Akibatnya anak didik menjadi terkungkung potensi yang di miliki nya, merasa terbebani sehingga bakat, minat dan potensi mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Mungkin ini sebabnya anak didik menjadi malas untuk "Sekolah" dalam arti sesungguhnya, tidak sekedar menimba ilmu, tapi juga sebagai wahana mencari dan menemukan serta mengasah apa yang akan menjadi nilai jual dirinya untuk dijadikan bekal yang berharga dalam menjalani kehidupan sesungguhnya di luar lingkup sekolah. Selama berinteraksi dengan teman-teman hebat sesama Calon Guru Penggerak, saya belajar banyak tentang bagaimana penerapan dari pemikiran KHD, yang kami diskusikan secara interaktif di LMS dan grup WA,dibantu dan di pandu oleh Bapak Suwanto sebagai fasilitator yang luar biasa dalam membimbing CGP sehingga berbagai pengalaman baru yang di kenalkan beliau, menjadi bekal dan panduan kami dalam menjalani program pendidikan Guru Penggerak ini dengan perasaan senang, merdeka, meminimalisir kekhawatiran akan kekurangan dan kelemahan diri sehingga muncul keberanian untuk mencoba, sebagai pembuka jalan munculnya potensi diri CGP. dan itu pula yang kami terapkan di sekolah kami pada anak didik agar mereka benar-benar "bersekolah" dan mendapat bekal sesuai dengan potensi diri mereka masing-masing.
  2. Apa kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini? Kekuatan saya adalah kemauan diri saya untuk belajar hal baru, terbuka dan menerima kritik sebagai masukan yang berguna dan upaya menerapkan di sekolah saya segala hal positif yang saya dapat dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan sekolah.Saya memiliki keinginan besar untuk dapat menjadi contoh yang baik di sekolah saya, dan pelan-pelan mampu membawa teman-teman Guru di daerah saya untuk keluar dari zona nyaman mereka, dan menerapkan pemikiran KHD dengan berbagai praktik baik di sekolah dan menjadi pamomong bagi anak didik melalui pendidikan yang berpusat pada anak didik. Mengasah bakat alam mereka, mengenalkan dan mempersiapkan bakat zaman mereka dengan lebih bertanggung jawab sehingga kelak tercapai apa yang menjadi cita dan cinta KHD yaitu guru adalah koki kebudayaan bagi anak didik dalam menciptakan profil pelajar pancasila. 
  3. Apa hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini? Saya rasa saya perlu meningkatkan kemampuan saya dibidang IT untuk menunjang kapasitas saya sebagai Guru, Saya juga harus bisa merubah pemahaman keliru saya selama ini tentang bagaimana menjadi seorang Pendidik, dan menerapkan dalam keseharian, bagaimana seharusnya menjadi seorang Guru yang baik dengan menjadi contoh melalui berbagai praktik baik, mampu menjadi motivator bagi anak didik, bahkan hingga mereka lepas dari sekolah.  
  4. Apa perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara? Secara pribadi saya akan lebih bisa memahami keberagaman yang ada pada anak didik saya, memberikan alternatif solusi dalam pada setiap tugas yang saya berikan, memberikan apresiasi pada anak didik atas usaha yang mereka lakukan, dan lebih menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam proses pembelajaran. Sebagai CGP saya akan menjalin hubungan kerja yang lebih dekat, akrab, dan mesra dengan semua warga sekolah guna memberikan pemahaman akan pemikiran KHD, dan secara bertahap menerapkan satu demi satu kriteria Pelajar Pancasila pada anak didik melalui perencanaan yang sistematis dan terukur dalam jalinan kerjasama yang baik dan bertanggung jawab bagi semua warga sekolah saya, guna memastikan apa yang telah disepakati dan direncanakan dapat berjalan dengan baik dan sesuai.

Minggu, 17 Oktober 2021

11. a4Eksplorasi konsep, refleksi diri tentang pemikiran KHD

Kerangka pemikiran KHD
pendidikan yang menghamba pada anak, berorientasi bahwa guru adalah pelayan,yang
mengabdikan diri dengan segala daya dan upaya untuk memastikan anak tumbuh dan
berkembang secarao optimal, memiliki dasar nilai-nilai kemanusiaan yang kokoh, sehingga
kelak tercipta kebudayaan yang lebih baik pada diri anak-anak kita kelak, dan seiring waktu,
pofil pelajar pancasila seutuhnya akan terwujud.

11,a 4 Eksplorasi konsep. Refleksi diri tentang pemikiran KHD

betapa sulitnya mengejawantahkan semboyanKHD, namun bukan berarti mustahil...semoga
interaksi bersama teman-teman CGP, pendamping praktik, dan fasilitator dapat nemenutupi
kekurangan, memperbaiki kelemahan, dan menjadikan saya pendidik yang lebih baik.amin

Jumat, 15 Oktober 2021

Refleksi Kritis Pendidikan Ki Hajar Dewantara KHD

 Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran? yang saya pahami dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan pengajaran, adalah bagai dua sisi mata uang - yang saling membutuhkan satu sama lainnya untuk menjadi satu kesatuan utuh. menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah upaya pemenuhan dari semua tuntutan bagi kodrat alam dan kodrat perkembangan zaman yang ada pada diri anak-anak sejak mereka lahir agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sebagai manusia seutuhnya dan menjadi bagian masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan Pengajaran adalah cara, strategi untuk memberikan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan secara lahir maupun batin. jadi menurut hemat saya, pendidikan akan mencapai tujuan jika cara dan strategi mengajarnya tepat. Dimana pada saat menjalani kegiatan pembelajaran, siswa antusias mengikuti tiap prosesnya,menikmati tiap detilnya, bebas bertanya jika ada kesulitan, tak ragu mencoba jika ada tantangan,tak kecil hati jika ada kegagalan, bergembira dan meluapkan ekspresi kegembiraan masing-masing jika berhasil,dan selalu berusaha mencari dan menemukan hal-hal baru. Dengan begitu maka dalam lingkungan pendidikan di sekolah,dengan sendirinya akan tercipta pendidikan lingkungan yang baik.

👉Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus? dalam pemahaman saya, relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan di Indonesia, bahwa filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah sebagai landasan pendidikan di Indonesia yang dilakukan secara berjenjang,konvergen,dan terpusat. filosofi Tut Wuri Handayani beliau pun dijadikan semboyan Pendidikan Nasional. Dan di sekolah kami, SDN Cinanas 03 , pemikiran Ki Hajar Dewantara kami jadikan pedoman dan senantiasa kami terapkan sesuai dengan kapasitas, pemahaman dan kepekaan kami dalam memaknai filosofi pendidikan KHD. Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru? pada dasarnya sejak saya menjadi guru, secara sadar dan keteguhan hati menjadi seorang pendidik,saya berusaha menerapkan semboyan Pendidikan Nasional ; Ing Ngarso sung tuladha, Ing Madya mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. dan kebetulan saya menjadi Guru Penjaskes SD yang terbiasa berinteraksi dengan murid-murid di luar kelas. Dengan keterbatasan fasilitas,sarana dan prasarana membuat saya harus pintar-pintar mensiasati keterbatasan yang ada, agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan  menduplikasi atau 1.1.a.3. Mulai dari Diri - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Durasi : 1 JP (45 menit) Moda: Mandiri Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat refleksi diri tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP) Kegiatan ini merupakan kegiatan pembuka dari seluruh rangkaian materi belajar di Program Pendidikan Guru Penggerak. Pada kegiatan ini, Anda akan melakukan sebuah refleksi diri sejauh mana Anda mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD). Sejauh ini Anda sudah sering mendengar kata kata seperti budi pekerti, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani yang menjadi jiwa dari pendidikan nasional. Oleh sebab itu, pada tahap awal ini, Anda akan berdialog dengan diri Anda sendiri untuk menemukan pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan peran Anda sebagai pendidik’. Sebagai pemantik proses refleksi tersebut, mari kita ingat-ingat kembali pengalaman ketika kita bersekolah. Jawaban pertanyaan berikut tidak perlu ditulis namun tetap perlu direnungkan dan dilakukan dengan sungguhsungguh. 

 - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tercapai tujuan pembelajaran. Bersama murid-murid, kami menjalani hari-hari efektif dengan gembira, bersemangat, dan mendapat ilmu baru yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Saya merasa bebas merdeka dalam mengajar. Tak ada intervensi dalam bentuk apapun dari Kepala sekolah, rekan guru, ataupun wali murid. Saya bebas bereksplorasi dalam menyampaikan materi. Misalkan, pada materi permainan bola besar,bola basket. ketiadaan lapangan basket dan keterbatasan jumlah siswa membuat kami sepakat menciptakan permainan raja bola. Ketrampilan anak melempar dan menangkap bola menggunakan bola besar tersalurkan. murid-murid mempunyai dasar ketrampilan bola basket yang diperkaya dengan literasi yang mendukung. harapan dan ekspektasi Apa saja harapan yang ingin Anda setelah mempelajari modul ini? Harapan saya setelah mempelajari modul ini, saya menjadi lebih mengerti dan memahami lebih dalam lagi tentang apa dan bagaimana yang seharusnya saya lakukan sebagai seorang guru dalam melakukan berbagai praktik baik di sekolah saya, guna mendukung program pemerintah, menciptakan profil pelajar pancasila Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini? Saya berharap murid-murid menjadi lebih terbuka potensi diri masing-masing, semakin terasah bakat dan minat, dan kelak di daerah kami, minimal SDN Cinanas 03 ikut berperan aktif dalam menciptakan para pelajar pancasila yang bertanggung jawab, berdedikasi, cerdas,terampil, dan bertakwa pada Tuhan YME. kelak kepada mereka lah tugas ini berlanjut. menjaga NKRI dan mewujudkan Indonesia sebagai mercusuar dunia. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini? Semua materi, Kegiatan, Literasi dalam modul ini saya yakin dan percaya akan membawa manfaat pada diri saya sebagai seorang guru Agama Islam SD,menerapkan MERRDEKA belajar dan membantu saya dalam menjalani tugas dan kewajiban saya sebagai seorang guru pada umumnya guna memajukan pendidikan Indonesia,menciptakan profil pelajar Pancasila seutuhnya.

Rabu, 13 Oktober 2021

Modul 1

 

Modul 1.1.

Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara menjadi titik awal Anda menjadi agen perubahan dalam transformasi Pendidikan di sekolah. Pada Modul ini, kita akan membahas lebih mendalam dan mendemonstrasikan konsep pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan penerapan pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (budaya) di tempat asal, serta bersikap reflektif kritis terhadap pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara

Modul 1.2

Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Modul ini akan mengeksplorasi mengapa dan bagaimana nilai-nilai diri dari seorang guru terkait dengan penumbuhan dan pelestarian budaya positif. Mengapa demikian? Dunia kini sudah semakin tanpa batas, teknologi telah berhasil menghilangkan jarak. Pertukaran budaya baik yang positif maupun negatif kini menjadi sukar terawasi dan tanpa filter. Filter tersebut diharapkan dapat ditumbuhkan sejak dini dalam setiap diri manusia Indonesia agar budayanya tidak tergerus oleh budaya lain yang lebih agresif melakukan penetrasi. Oleh karena itu, sebagai pendidik, kita dipaksa untuk berpikir kembali mengenai makna dan tujuan pendidikan kita.

Modul 1.3

Visi Guru Penggerak.

Modul ini, Anda sekalian diajak untuk menelusuri visi mendasar dari pendidikan dan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan bagi murid-murid di daerah Anda.

Modul 1.4

Budaya Positif.

Modul ini, Anda akan menjelajahi dan memahami budaya yang ada di dunia pendidikan hingga mengakar pada praktik di sekolah, bagaimana budaya positif di sekolah ini bisa membentuk karakter murid, guru, dan bahkan visi dan misi dalam sekolah itu sendiri. Selain itu, Anda juga akan belajar memproses disiplin positif dalam budaya sekolah yang nantinya akan menjadi perubahan baru yang menggerakkan seluruh komponen sekolah.

Modul 2.1

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.

Modul ini, membahas tentang bagaimana Anda sebagai pendidik, memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Lewat User Manual | 14 praktek pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting. Nilai-nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai, makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan yang setara, kemerdekaan belajar, dan berbagai nilai penting lainnya yang akan berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik/utuh. Oleh karena itu, penting untuk para pendidik mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan, dengan cara-cara yang memungkinkan guru untuk dapat mengelolanya secara efektif.

Modul 2.2 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional.

Pembelajaran sosial dan emosional ini diawali dengan kesadaran penuh bahwa tidaklah cukup apabila murid hanya mengembangkan kemampuan akademiknya saja. Murid juga perlu mengembangkan aspek sosial dan emosionalnya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosialemosional berperan penting dalam keberhasilan akademik maupun kehidupan seseorang. Sebagai pendidik yang berinteraksi dengan murid dan orang dewasa di lingkungan sekolah, Anda tentu sepakat dengan pernyataan tersebut. Lewat modul ini, kami mengajak Anda untuk dapat mengeksplorasi berbagai pengalaman yang dapat mengembangkan aspek sosial dan emosional murid.

Modul 2.3 Coaching.

Modul ini, akan membahas tentang keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan coaching. Mengapa keterampilan coaching? Coaching diperlukan karena murid kita adalah sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Mereka hanya memerlukan dorongan User Manual | 15 dan arahan dari Anda sebagai pemimpin pembelajaran untuk melejitkan potensi mereka. Tentunya ini bukan hal yang mudah karena sebagai pemimpin pembelajaran terkadang kita tergoda untuk berupaya membantu permasalahmuridan murid secara langsung dengan memberikan solusi dan nasehat. Dengan keterampilan coaching, harapannya anak didik kita menjadi lebih terarah dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi mereka

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.

Dalam Modul ini, pembahasan akan dipertajam kepada keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusankeputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin Anda, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan muridmurid Anda sekalian. Di sini kita akan membahas secara mendalam, baik itu berupa refleksi pribadi ataupun mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif. Kegiatankegiatan ini pun tentu bisa berupa tugas mandiri atau tugas kelompok, selanjutnya Anda akan diminta untuk mempraktikkan aspek-aspek apa saja perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu keputusan dibuat.

Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya.

Modul ini, Seperti yang kita ketahui bersama, sekolah wajib membangun ekosistem yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang User Manual | 16 semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan, tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan aset yang dimiliki.

Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.

Modul ini, kami mengajak Anda untuk dapat mengeksplorasi berbagai pengalaman yang dapat mengembangkan aspek sosial dan emosional murid. Melalui fase MERRDEKA, kami mengajak Anda untuk terlibat dalam pengalaman belajar yang dilandasi sikap terbuka, rasa ingin tahu dan semangat bertumbuh, yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif. Untuk dapat mengembangkan kompetensi sosial dan emosional murid secara optimal, peran guru sangatlah penting. Sebelum guru dapat membantu murid, ia perlu belajar memahami, mengelola, dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam dirinya. Anda akan belajar untuk menumbuhkembangkan aspek sosial dan emosional dalam diri Anda melalui berbagai kegiatan praktikum, diskusi dan refleksi yang dilakukan dengan pendekatan berkesadaran penuh.

RENCANA TINDAK LANJUT PI 3 PGP A9 KAB. BREBES

  R T L RENCANA TINDAK LANJUT PENDAMPINGAN INDIVIDU 3 PGP ANGKATAN 9 KABUPATEN BEBES           PENGAJAR PRAKTIK SUPARM...