Kamis, 23 Juni 2022

MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

AKSI NYATA

MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

“ POJOK BACA UNTUK KEGIATAN LITERASI DI KELAS”

 

A.     PERISTIWA (FACT)

Latar Belakang Tentang Situasi Yang Dihadapi

Berkurangnya minat  dan literasi murid dalam kegiatan pembelajaran berdampak negative pada perkembangan literasi murid dalam hal ini penulis berusaha merancang Instrumen ini  untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid. Membuat saya ingin lagi membangkitkan motivasi murid untuk membaca dengan kegiatan literasi.

 

Alasan Melakukan Aksi Nyata

Berawal dari mendampingi Individu PP Dalam kegiatan PGP ini, dalam mengerjakan soal mereka cenderung malas dengan bacaan yang soal yang Panjang dan kurang dalam memahami bacaan dari soal. Dari sini saya memaham kurangnya minat baca dalam pembelajaran menggugah hati saya agar  digalakan kembali yaitu kegiatan literasi dengan tujuan murid bisa sering membaca dan mulai memahami isi bacaan yang mereka baca dan membangkitkan semangat literasi lagi.

Hasil Aksi Nyata

1.     Membuat Pojok baca dengan murid-murid dikelas

*    Guru bersama dengan murid mengumpulkan hasil karya keterampilan yang akan di tempelkan pada tembok

*    Guru Bersama murid membuat desain sesuai dengan kreativitas murid dengan bimbingan arahan dari guru

2.     Melakukan kegiatan literasi sebelum pembelajaran dimulai selama 10 Menit kemudian murid menuliskan inti dari kesimpulan yang mereka baca.

B.  PERASAAN

     Saya merasa senang sekali bisa bersama murid-murid menghias kelas dan membuat pojok baca melihat murid antusias menghias pojok kelas mereka untuk dijadikan kegiatan membaca.

 

C.    PEMBELAJARAN

Pembelajaran yang saya dapat dalam hal ini adalah ternyata murid akan merasa termotivasi membaca ketika kita mengikutkan mereka terlibat langsung dalam program yang dibuat gurunya dan dengan kesadaran mereka sudah mulai kegiatan literasi dengan menunggu jam pelajaran dimulai.

 

D.    PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Proses pengambilan keputusan yang telah saya lakukan di sekolah mungkin belumlah sempurna. Dengan berjalannya dengan waktu akan mengevaluasi program yang saya buat dan memonitoringnya.

 

24 Juni 2022

Suparman, S.Pd

CGP Angkatan 4

Kabupaten Brebes

SD Negeri Cinanas 03



Rabu, 08 Juni 2022

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 3.3.a7

 

Demonstrasi Kontekstual 3.3.a.7

Di susun oleh

Suparman, S.Pd CGP Angkatan 4 Kab. Brebes

Guru PAI SDN Cinanas 03

Kecamatan Bantarkawung

 

Tugas: · Buatlah rancangan pengelolaan program yang berdampak untuk murid dengan melibatkan rekan guru di sekolah Anda dengan menerapkan semua pengetahuan yang telah diperoleh.

Program Sekolah Sehat dan Pemanfaatan sampah bungkus kopi dan plastik sebagai bahan Baku pembuatan tas kecil dan fas bunga di SDN Cinanas 03 Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes

1.       Latar Belakang masalah

Melihat dan mengamati banyaknya timbunan sampah yang tidak dapat di kondisikan di lingkungan sekolah, dan berawal dari hobi teman-teman guru dalam membuat kopi sehingga sampah plastic menumpuk dan rendahya kesadaran masyarakat sekitar sekolah  akan Kesehatan dan mempertimbangkan pentingnya Lingkungan Sehat di Sekolah ditambah adanya pandemi Covid-19, membuat saya  berpikir untuk mencoba mengenalkan Program Kesehatan bagi Murid khususnya, dan warga lingkungan sekolah pada umumnya. Sekaligus saya ingin mengenalkan pemanfaatan sampah plastic bungkus kopi dan plastic kresek sebagai bahan baku  untuk pembuatan tas kecil yang unik dan fas bunga yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan untuk menghias di ruang kelas dan kantor. Dalam hal ini Murid tidak hanya dapat berfokus pada pemahaman materi  tapi mereka juga bisa berpikir kreatif dalam memanfaatkan teknologi. Maka dari itu Program Sekolah sehat dan Pemanfaatan sampah bungkus kopi dan plastic kresek sebagai bahan baku pembuatan tas mini untuk tempat pensil dan fas bunga diperlukan dalam pengembangan cara berpikir kritis Murid.

2.       TUJUAN PROGRAM

Adapun tujuan progam Sekolah Sehat dan Pemanfaatan sampah plastik adalah :

 · Mengedukasi siswa akan pentingnya Kebersihan Diri dan Lingkungan.

 · Mengedukasi siswa agar siswa dapat melihat Potensi yang ada di sekitar sekolah dan menjadikannya sebagai Kekuatan dan Potensi Sekolah secara bijak, kreatif dan bertanggung jawab

 

3.       TAHAPAN BAGJA

Tahapan BAGJA terdiri dari :

Prakarsa Perubahan

Strategi Pencapaian Program

Realisasi Program

Pertanyaan

Daftar Tindakan

Buat Pertanyaan         ( Define)

Apa yang bisa saya lakukan untuk memunculkan potensi diri setiap murid saya

Melakukan pemetaan Aset yang ada di Lingkungan Sekolah untuk mencari kekuatan apa saja yang bisa saya gali

1.       Aset Manusia

2.       Aset Lingkungan

3.       Aset Fisik

Ambil Pelajaran            ( Discover)

Bagaimana solusinya?

Membuat program yang berdampak pada murid

1.       Program Sekolah Sehat

2.       Program pemanfaatan sampah plastic menjadi tas mini yang unik dan fas bunga

Gali mimpi ( Dream )

Apa tujuan yang ingin saya capai?

Mencapai Visi Sekolah

1.       Menciptakan generasi masa depan yang sehat Jasmani dan Rohani

2.       Memenuhi kebutuhan Sekolah dengan membuat fas bunga

Jabarkan Rencana       ( Design)

Bagaimana cara saya mencapai tujuan tersebut?

Merancang, membuat, dan melaksanakan program sekolah dalam bentuk Praktik baik  yang berdampak pada murid seperti  Program Sekolah Sehat dan pemanfaatan Limbah sampah plastic sebagai bahan baku pembuatan tas mini dan fas bunga.

Menjalankan Program Sekolah Sehat dengan menu Program CTPS

 

Melakukan pelatihan dan pendampingan pada murid dalam praktik Pemanfaatan sampah plastic sebagai bahan baku pembuatan tas mini dan fas bunga

 

 

 

Atur Eksekusi                ( Deliver)

Kapan saya melaksanakan?

Sejak awal tahun Pelajaran 2021/2022

Program Sekolah Sehat dilaksanakan sejak awal Tahun Pelajaran 2021 selama 21 hari

Pemanfaatan Abu sampah menjadi bahan baku pembuatan tas mini dan fas bunga sejak awal Januari 2022

 

Alhamdulillah Program ini dapat berjalan dengan baik dengan keterlibatan semua warga sekolah, yaitu :

§ Murid sebagai pelaksana ( Subjek )

§ Orang Tua sebagai mitra sekolah mendukung dan mendampingi murid dirumah.

§ Monitor dilakukan oleh murid kepada murid dan untuk murid sendiri.

Mekanisme Koordinasi antar tim:

v  Penanggung Jawab kegiatan : Kepala sekolah.

v  Pengarah : Dewan guru.

v  Koordinator : Guru PAI

v  Penanggung jawab kegiatan, perlengkapan , tempat : Guru dan Murid

Laporan dibuat oleh koordinator kegiatan (Guru PAI)

Koordinasi dilakukan seminggu sekali Hasil laporan koordinasi kepada kepala sekolah.

Evaluasi dilakukan dalam rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan guru dan melibatkan Guru, Kepala Sekolah, dan Masyarakat luar sekolah (Wali Murid)

4. MELR (Monitoring, Evaluation,Learning, and Reporting)

a.       Rencana Monitoring

Pertanyaan Kunci Evaluasi Program

1)      Sejauh apa program Sekolah Sehat  yang telah berjalan sesuai dengan tujuan utama program ?

2)      Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program GELIGA (Gerakan Literasi Digital)

b.      Fokus Monitoring

Pertanyaan Utama Monitoring

1)      Bagaimana kegiatan pelaksanaan program Sekolah sehat?  Untuk memastikan kegiatan berjalan dengan baik murid mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru

2)      Bagaimana sikap murid saat kegiatan Program Sekolah Sehat dilaksanakan ?

c.       Metode Penggalian Data

Pertanyaan Monitoring Sumber Informasi Metode Kapan / Bagaimana

1)      Apakah setiap murid menjalankan perannya ?

2)      Bagaimana sikap murid saat mengikuti Program Sekolah Sehat?

3)      Observasi Dalam proses berjalan

 

 

d.      Strategi Pengolahan Data

Pertanyaan Monitoring

Data yang terkumpul/ Kesimpulan Catatan Khusus Pengecualian , dll

1)      Bagaimana pelaksanaan kegiatan Program sekolah Sehat , apakah setiap murid dapat mengikuti program dengan baik?

Setiap murid dapat mengikuti program Sekolah Sehat dengan baik

Kegiatan program Sekolah Sehat berjalan dengan lancar

2)      Bagaimana pelaksanaan Program Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan baku pembuatan tas mini dan fas bunga?

e.       Pembelajaran Program

Faktor – faktor pendukung pelaksanaan program

1)      Koordinasi tim Program sekolah Sehat yang baik

2)      Kesadaran Murid dan dukungan Wali murid yang tinggi

3)      Dukungan masyarakat

f.        Faktor-faktor penghambat pelaksanaan program Sekolah Sehat

1)      Tidak semua Rumah memiliki fasilitas MCK

2)      Masih banyak Wali Murid yang Ekonomi lemah

g.       Faktor-faktor penghambat pelaksanaan Program Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan baku pembuatan tas mini dan fas bunga :

1)      Ketersediaan sampah untuk dibakar yang tidak menentu

2)      Cuaca yang terkadang hujan

 

4.       Pelaporan Program

Gambaran Umum Program :

a.       Mengedukasi siswa dalam menerapkan Pola Hidup Sehat untuk Diri dan Lingkungan

b.       Mengedukasi siswa agar siswa dapat memanfaatkan sampah secara bijak, kreatif dan bertanggung jawab

c.       Dalam pelaksanaannya murid sangat antusias mengikuti Program sekolah Sehat. Dengan kata lain program ini berjalan dengan baik dan tujuan dari progam inipun tercapai.

5.       Deskripsi Pelaksanaan Program :

 Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan program ini berkisar 4 minggu dimulai dari perencanaan hingga pelaporan , program ini akan diaksanakan secara  berkesinambungan dan akan mengalami perkembangan pencapaian  berikutnya.

6.       Strategi Pelaksanaan Program

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan Program Sekolah Sehat adalah dengan menjalin kerjasama dengan Wali Murid dan warga sekitar sekolah untuk berbagi peran dan saling berkontribusi guna mencapai tujuan dari program ini .Kerjasama melalui Diskusi dan Kolaborasi dilaksanakan untuk membangun Iklim Positif dari berbagai pihak yang berkepentingan ( Pengawas sekolah , Kepala Sekolah , Guru ,Komite , Murid , Orang tua/masyarakat)

7.       Faktor Pendukung dan Penghambat Program

a.       Faktor pendukung dari program ini adalah peran dan kontribusi berbagai pihak dalam bentuk dukungan moral, material, maupun spiritual.

b.       Faktor penghambat dari program ini adalah siswa mayoritas rumah tidak memiliki fasilitas MCK sendiri untuk itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua wali murid yaitu dengan memberikan penyuluhan dan komunikasi personal pada Wali Murid serta keterbatasan sampah untuk dijadikan bahan baku tas mini dan fas bunga.

 

8.       Hasil Pelaksanaan Program

Melihat antusias Murid serta adanya kerja sama yang yang baik dengan pihak Wali Murid dan juga seluruh Dewan Guru,maka Program Sekolah Sehat ini berjalan dan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, dan tujuan dari program ini pun tercapai.

 

9.       Evaluasi Program

Evaluasi Program diperlukan dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan dari program tersebut , wawancara ,observasi , survey dilakukanan dalam meningkatkan hasil nyata dari program yang dijalankan

 

10.   Pembelajaran Program

Pembelajaran yang didapat dari program adalah terciptanya Budaya Hidup Bersih pada Murid dan juga Warga Sekolah serta Produk yang di hasilkan adalah beberapa buah tas mini dan fas bunga hasil karya Murid sendiri yang seiring waktu akan semakin berkembang kretifitas murid dan kelak mudah-mudahan akan memenuhi kebutuhan ekonomi murid itu sendiri.

Dalam pencapaian tujuan dari proram yang dicanangkan diperlukan peran dan kontribusi dari berbagai pihak yang berkepentingan untuk itu kerjasama dan kolaborasi yang baik harus dibangun agar tercipta iklim yang positif. Monitoring , evaluasi serta pelaporan menjadi salah satu strategi yang tepat agar program yang nantinya dijalanankan sesuai dengan harapan dan tujuan dari program tersebut. Program Sekolah Sehat adalah salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman siswa akan Kesadaran Hidup Bersih dan Sehat serta bermanfaat  secara bijak, kreatif dan bertanggung jawab.

Dalam Perencanaan hingga pelaporan Program sekolah Sehat SDN Cinanas 03 melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan dari dalam maupun luar sekolah (Pengawas sekolah , Kepala Sekolah , Guru , Komite , Murid , Orang tua/masyarakat) agar program dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan literasi ini diharapkan Murid, Guru, Tenaga Kependidikan, dan Kepala Sekolah menyadari potensi Aset di sekitar sekolah yang dapat dijadikan kekuatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Cinanas 03. Adanya pemahaman dan Kemampuan tersebut  diharapkan dapat menjadi Informasi Positif baru dan  secara sadar menyebarkannya secara bijak. Semoga adanya Program Pendidikan Guru Penggerak yang memunculkan setidaknya satu praktik baik di satu sekolah, dan dilakukan serentak di seluruh penjuru NKRI, mampu menjawab kegelisahan Wali Murid, OrangTua, dan semua pihak pemerhati bangsa yang peduli akan pentingnya Nilai-nilai Kebaikan, Kelak, semoga tercipta Profil Pelajar pancasila seutuhnya dalam dada, hati,sanubari, jiwa dan tindakan setiap anak Bangsa tercinta, Republik Indonesia. MERDEKA…!!

 

Salam dan Bahagia

Suparman, S.Pd CGP Angkatan 4 Kab. Brebes

         Guru PAI SDN Cinanas 03 Kec Bantarkawung

         Brebes, 9 Juni 2022

Foto Dokumentasi










Selasa, 07 Juni 2022

Modul 3.2.a9. Koneksi Antar Materi

Koneksi Antar Materi modul 3.2 

Suparman, S.Pd CGP Angkatan 4 Kabupaten Brebes

    Pada sub modul 3 ini saya belajar tentang bagaimana mejadi sosok Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dan agar dapat menjadi sosok yang ideal, setidaknya saya harus memahami secara utuh tentang pelajaran yang saya dapat dari awal perjalaan saya sebagai Calon Guru penggerak. Di modul 1 saya belajar tentang 4 hal, yang diawali dengan pemahaman tentang isi modul 1.1 Filosopi Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, bagaimana pemikiran beliau tentang cara mendidik yang “Bener lan Pener” yang saya pahami sebagai Benar dan Tepat. Dimana menurut beliau, setiap anak manusia memiliki kodrat alam dan dan kodrat Zaman yang berbeda baik secara individu, secara kelompok, dan juga periode pertumbuhan dan perkembangan jati diri mereka. Disini pada hakikatnya karena perbedaan dalam diri setiap anak manusia itulah yang seyogyanya memicu “ Conscientizacao” atau konsep kesadaran diri pada sosok Guru untuk dapat memahami dan membedakan potensi beragam dalam diri murid-muridnya, sehingga perlu adanya “Diversifikasi menu “ agar setiap murid dapat tercakup kebutuhannya, merasa di perhatikan tanpa terkecuali, sehingga tumbuh dan berkembang segala potensi diri mereka secara optimal dan terarah. Maka tugas guru lah untuk menyiangi gulma dan rumput ilalang yang tumbuh di sekitar mereka, agar apapun jati diri mereka, murid-murid tersebut, dapat tumbuh dengan subur dan kelak akan menghasilkan panen berupa kualitas terbaik yang bisa mereka berikan pada Bangsa ini, Tanah Air Indonesia tercinta. Untuk itulah di bagian kedua dari modul satu,yakni modul 1.2, kami belajar tentang Nilai dan Peran guru Penggerak. Di bagian ini kami belajar tentang Nilai Guru Penggerak yang terdiri dari 5 poin penting yaitu : 

  • Mandiri (mendorong diri sendiri), adalah bagaimana seorang Guru Penggerak mampu memotivasi diri sendiri, menjaga komitmen diri dan pantang menyerah dalam menghadapi permasalahan yang menjadi kendala dalam menjalankan langkah mewujudkan pelajar pancasila pada diri murid-muridnya. 
  • Reflektif (merefleksikan dan memaknai pengalaman diri sendiri atau pihak lain disekelilingnya), yaitu senantiasa tidak berpuas diri atas pencapaian yang telah di raih, melakukan upaya perenungan prima filosopi, berpikir positif dan progresif.
  • Kolaboratif (mampu membangun hubungan ke semua pihak), dimana seorang Guru Penggerak adalah insan yang selalu menjaga hubungan baik dengan semua pihak di lingkungan nya, tanpa kecuali, memiliki kecerdasan inter pribadi sekaligus kecerdasan antar pribadi yang baik, memiliki afeksi, simpati dan empati sekaligus. 
  • Inovatif (Memunculkan gagasan baru dan tepat guna), yaitu tidak menyerah dalam keterbatasan, melakukan terobosan-terobosan yang bermanfaat bagi kemajuan anak didiknya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya. 
  • Berpihak pada murid (Kegiatan yang mengutamakan kepentingan murid), adalah berusaha menyederhanakan sesuatu agar dapat di pahami dengan baik oleh anak didiknya, menciptakan antusiasme dan rasa ingin tahu, serta memberi kesempatan memunculkan potensi diri yang dimiliki oleh masing-masing individu. 
Tak cukup disitu, kami juga belajar tentang Peran Guru Penggerak, yaitu 

  1. Menjadi pemimpin pembelajaran, dengan cara membangun lingkungan belajar yang berpusat pada murid,melakukan perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpihk pada murid,senantiasa melakukan refleksi diri dan upaya inovasi yang terukur, serta melibatkan wali murid. 
  2. Menggerakan komunitas praktisi, melalui berbagai praktik pengembangan diri secara sadar,ikhlas dan jujur untuk meningkatkan kompetensi warga sekolah dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas anak didik 
  3. Menjadi coach bagi guru lain, dengan berbagi pengetahuan yang relevan sesuai bidang masingmasing,membantu mencari solusi atas permasalahan yang ada, dan mendorong guru lain melakukan upaya pengembangan diri 
  4. Mendorong kolaborasi antar guru, saling bekerja sama dan tukar pengalaman berbagai praktik baik, memperkaya literasi, dan melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kematangan emosi, moril dan spiritual dengan berperilaku yang santun dan sopan sesuai kode etik guru. 
  5. Mewujudkan kepemimpinan murid, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada murid untuk melakukan eksplorasi, memunculkan potensi diri dan keberanian, membiasakannya, dan memberikan kepercayaan pada murid untuk menunjukkan kualitas dirinya. 
Selanjutnya masuk di bagian ketiga dari modul satu adalah 1.3 Visi Guru Penggerak, dimana kami diminta untuk menciptakan sebuah Visi sederhana tentang kelas kami, yang berisi tentang impian kami sekaligus bukti pondasi awal kami sebagai Calon Guru Penggerak yang haus akan Perubahan, Enggan berada di Zona Nyaman, dan memiliki kepedulian akan masa depan Pendidikan sesuai bidang kami masing-masing. Adapun visi tersebut benar-benar saya lengkapi dengan Misi berikut Program-Program yang relevan dan mendukung pencapaian Visi. Dalam hal ini saya menjalankan program Sekolah Sehat pada murid-murid saya, diantaranya 
  • PHBS ( Pola Hidup Bersih dan Sehat )
  • SGPM ( Sikat Gigi Pagi dan Malam )
  • CTPS ( Cuci Tangan Pakai Sabun )
Termasuk mengelola sampah dangan cara membakar sampah plastic dan juga sampah organic, dan memanfaatkan sampah dari bungkus kopi untuk di jadikan semacam tas kecil dan menjadikannya sebagai bagian dari Produk Asli yang di ciptakan dan di kelola oleh murid-murid sendiri. Tentunya hal tersebut selaras dengan bagian ke empat dari modul satu, yaitu 1.4 Budaya Positif. Berikutnya saya belajar pada modul kedua, yang terdiri dari tiga (3) bagian, yaitu 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Pada dasarnya hal ini sudah lama saya lakukan. Mengingat tugas saya yang kebetulan di tempatkan di daerah yang cenderung minus, membuat saya sadar bahwa pendidikan tidak bisa di sama ratakan. Setiap anak memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi kapasitas, kemampuan, bakat dan minat, ataupun perilaku,yang semua itu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan juga Masyarakat sekitar. Berdasarkan pertimbangan itulah maka dibutuhkan pembelajaran berdiferensiasi yang pada pelaksanaannya mampu mengakomodir semua yang dibutuhkan murid, baik secara konten,produk maupun proses pembelajaran yang diberikan pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi akan lebih efektif jika diberikan dalam bentuk peer teaching,sehingga lebih memaksimalkan potensi diri murid dengan metode tutor teman sebaya, dan juga penerapan scaffolding untuk menuju tahap kemandirian murid. 
    Setelah memahami pembelajaran Berdiferensiasi maka saatnya belajar tentang Pembelajaran Sosial Emosional yang akan melahirkan kemampuan adaptasi secara kognitif maupun sosial. Kompetensi-kompetensi sosial seperti self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship management yang menjadi pokus pengembangan dalam proses pembelajaran juga berimplikasi pada tertanamnya karakter-karakter unggul dalam konteks sosial maupun konteks lainnya. Dengan metode bermain, modeling, story telling, drama dan lainnya dapat dugunakan untuk mengembangkan aspek sosial emosional anak. Yang pada akhirnya akan tumbuh rasa percaya diri, penghargaan pada diri sendiri dan orang lain, berempati pada orang lain dan mampu mengkomunikasikan perasaannya secara tepat. Dan berimplikasi pada tertanam dan terbentuknya karakter-karakter unggul seperti mengenal diri, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, berkepribadian menarik, mengikuti perubahan, mengambil risiko, mengendalikan diri, bersemangat, kerjasama, adil dan lain sebagainya. 
    Berikutnya di penutup modul dua adalah 2.3 Coaching, dimana Guru berperan sebagai Coach yang menggali potensi diri murid sebagai Coachee melalui ketrampilan sang Guru dalam memparafrase keluhan ataupun petunjuk dari murid. Jika dapat dilakukan dengan baik, maka tehnik Coaching akan sangat membantu murid yang memilikimkesulitan belajar ataupun dalam situasi yang positif, misalnya untuk meningkatkan prestasi belajar semakin baik dari waktu ke waktu. Dan hal yang perlu digaris bawahi adalah tehnik Coaching ini juga sangat baik dan efektif diberikan pada rekan sejawat atau siapapun yang membutuhkan. Langkah selanjutnya adalah mempelajari modul Tiga yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama adalah :
  • 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran Di bagian ini saya belajar tentang 4 Paradigma Dilema Etika, yaitu : 
  1. Individual VS Community 
  2. Justice VS Mercy 
  3. Truth VS Loyalty 
  4. Short Term 
  5. VS Long Term 
 Lalu memahami tentang Prinsip Pengambilan Keputusan yaitu: 
  • Ends Based Thinking 
  • Ruled Based Thinking 
  • Cared Based Thinking 
Dan juga mengenali secara detail tentang 9 langkah pengujian dalam mengambil keputusan : 
  • Mengenali nilai-nilai yang bertentangan 
  • Menentukan siapa yang terlibat 
  • Mengumpulkan bukti-bukti yang relevan 
  • Menentukan pilihan Benar vs Salah, dengan melakukan : 
    1. uji legalitas.
    2. Uji regulasi.
    3. Uji intuisi.
    4. Uji publikasi/ halaman depan Koran.
    5. Uji Panutan/ tokoh idola
  • Menentukan pilihan Benar VS Benar.
  • Melakukan prinsip Resolusi.
  • Melakukan investigasi adanya Opsi ketiga ( Opsi Trilema ).
  • Membuat Keputusan.
  • Melihat kembali Keputusan dan melakukan Refleksi yang Relevan di masa yang akan datang Pemahaman akan isi bagian ini sangat penting dan merupakan salah satu prasyarat utama sebagai seorang Guru dan pribadi Dewasa yang seringkali dihadapkan pada situasi sulit namun memaksa diri untuk membuat keputusan tanpa memandang kapan, dimana, dan bagaimana. 
    Sekarang saatnya saya melangkah ke bagian dari modul 3.2, yaitu Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya. Disini kami diminta untuk dapat mengenali segala Sumber Daya yang ada di sekeliling kami yang dapat kami jadikan Aset dan kami berdayakan. Saya menyadari betapa banyak perubahan yang terjadi dalam diri saya setelah sedikit memahami apa yang dimaksud dengan Aset yang ada di sekitar saya, dan bagaimana memaksimalkan 7 Aset yang tersebut dalam modul lalu bagaimana menjabarkannya secara rinci dan berusaha memaksimalkan semua itu untuk kemajuan sekolah saya, SDN Cinanas 03. Dan secara ringkas saya buat pemetaan sederhana akan Aset yang ada di lingkungan kerja saya,SDN Cinanas 03 dalam bentuk pemetaan berikut ini :

Sebagai guru Mapel PAI SD Saya pertama kali mengajar pada Tahun 2014,  saya  berusaha memahami lingkungan sekitar tempat kerja saya ini, bahkan sebelum hari pertama bekerja saya mencari informasi tentang SDN Cinanas 03 saat itu juga. Bagi saya sangat penting untuk memahami “medan perang” sebelum berlaga. Setidaknya dalam pemahaman saya yang serba terbatas ini, pengetahuan adalah separuh kemenangan. Terkait dengan apa yang saya pelajari dan saya pahami, pemetaan yang saya lakukan sangat menunjang pekerjaan saya sebagai guru Mapel PAI SD sehingga mampu menunjukkan prestasi, atau setidaknya perubahan positif bagi murid-murid saya di SDN Cinanas 3 ini, dan semoga pemahaman dan naluri saya tentang apa yang menjadi asset di sekolah kami tercinta ini membuahkan hasil positif dan mendalam yang berimbas pada lingkungan sekitar dimanapun saya berada.

Terima Kasih

 Salam dan Bahagia….

Foto Dokumentasi.






Modul 3.3.a6- Refleksi Terbimbing-Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid.

 

Refleksi Terbimbing modul 3.3.a6-Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid.

Suparman, S.Pd CGP Angkatan 4 Kabupaten Brebes

SD Negeri Cinanas 03

1.    Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Hal yang menarik bagi saya adalah setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah bagaimana caranya melihat sesuatu yang tidak populer namun memiliki potensi tersendiri yang dapat dimaksimalkan untuk membuat perubahan yang baik melalui berbagai praktik-praktik baik khususnya di SDN Cinanas 03. Jika program dilakukan dengan cara yang tepat dengan tahapan sederhana dan mudah di pahami oleh murid dan bimbingan berkelanjutan maka murid menjadi subjek penting yang akan menjadi agen perubahan untuk sekolah mereka sendiri dengan suara mereka sendiri, pilihan sendiri dan kepemilikan sendiri dan juga dengan kebanggaan apa yang merea miliki sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada dalam diri mereka. 

2.     Apa yang mengejutkan yang Anda temukan dalam proses pembelajaran tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Hal yang mengejutkan saya yang saya temukan dalam pembelajaran pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah betapa terkejutnya saya karena tanpa diduga murid-muridpun mampu mengelola program yang baik dan memuaskan walaupun memang masih kurang sempurna, namun perlu di garis bawahi mereka sudah mampu menunjukan potensi yang ada dalam diri mereka, ini sangat istimewa menurut saya karena sudah tumbuh dan berkembang kesadaran akan peran penting mereka terhadap perubahan di sekolah mereka sendiri yang akan mampu membuat pembelajaran yang nyaman bagi mereka, berangkat penuh dengan harapan dan pulang dengan penuh semangat perubahan di hari yang akan datang. 

3.     Apa yang berubah yang akan Anda lakukan setelah memahami atau mempelajari materi ini?

saya sedang merintis perubahan kecil yang mungkin tidak penting sama sekali diawali dengan sosialisasi disekolah saya dengan guru dan Kepala Sekolah untuk melakukan perubahan dengan melakukan praktik baik, membuat kesepakatan kelas bersama murid, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, mengenalkan pembelajaran sosial emosional, melakukan praktik coaching dengan menggali potensi yang ada dalam diri murid, melatih keberanian murid dalam mengambil keputusan, memberikan ruang dan kesempatan kepada murid untuk berkreasi, membuat program sekolah yang berdampak pada murid seperti mamanfaatkan sampah palstik bekas bungkus kopi menjadi kerajinan dengan di anyam sedemikian rupa dan juga mamanfaatkan sampah palastik dengan sentuhan tangan yang murid yang mempunyai potensi untuk dijadikan fas bunga. yang dikelola oleh murid-murid sendiri dengan didampingi oleh guru.

4.     Apa yang menantang  bagi Anda untuk memahami apa yang disampaikan dalam modul ini?

yang menantang untuk saya dalam mengelola program yang berdampak pada murid adalah bagaimana saya bisa menenej program tersebut sesuai dengan tujuannya yaitu agar program tersebut  berdampak langsung kepada murid dengan suara mereka sendiri, pilihan mereka sendiri dan kepemilikan mereka. dan juga bagaimana saya bisa konsisten dalam melakukan program yang berdampak pada murid.

5.     Sumber-sumber dukungan yang saya miliki untuk membantu saya menyusun program yang berdampak pada murid.

dari tantangan saya dalam mengelola program yang berdampak pada murid adalah saya melibatkan langsung kerpada murid untuk bisa melakukan perubahan sesuai dengan pilihan mereka dengan melibatkan guru tentunya. dan bagaimana saya bisa melakukan progran tersebut demi perubahan di sekolah saya tentunya tidak lepas dari dukungan semua fihak diantaranya : Kepala Sekolah , rekan guru, murid, komite dan tentunya aset yang dimiliki oleh sekolah. yang paling penting adalah dukungan dari diri sendiri untuk melakukan perubahan dengan melakukan pengembangan diri. Demikian penjabaran saya tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid di SDN Cinanas 03 semoga dapat dipahami segala keterbatasan yang ada.

 

Terima kasih.

Salam & Bahagia

Foto Dokumentasi






RENCANA TINDAK LANJUT PI 3 PGP A9 KAB. BREBES

  R T L RENCANA TINDAK LANJUT PENDAMPINGAN INDIVIDU 3 PGP ANGKATAN 9 KABUPATEN BEBES           PENGAJAR PRAKTIK SUPARM...